Tahun 2017, Polisi Tangani 1.763 Kasus Kejahatan Siber

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Cara Sederhana Menkominfo Hindari Pembobolan Keamanan Siber

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ini Teknologi Canggih Penipu China yang Dibekuk di Surabaya

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Akal Bulus Bandar Judi Online

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Ragam Modus Pencuri Online Kekinian

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Translate

Minggu, 30 Juli 2017

92 WNA Tersangka Kejahatan Siber Raup Rp 5,9 Triliun dari Korbannya


Minggu, 30 Juli 2017, 17:01 WIB

 


TANGERANG, KOMPAS.com - Kepala Tim Tindak Surabaya Satgas Khusus Bareskrim Polri AKBP Susatyo Purnomo mengungkapkan, tersangka kasus cyber crime yang mereka tangani menerima keuntungan triliunan rupiah.

Para tersangka sebanyak 92 orang asal Negara Taiwan dan China. Mereka sudah ditangkap polisi dan kini dibawa dari tempatnya beroperasi di Surabaya menuju Polda Metro Jaya di Jakarta.

"Berdasarkan koordinasi kami dengan polisi China, bahwa satu tahun kerugian dari modus ini mencapai Rp 600 miliar di Surabaya untuk satu TKP (tempat kejadian oerkara) saja. Hasil sementara beberapa bulan mereka menipu mencapai Rp 5,9 triliun," kata Susatyo kepada Kompas.com, Minggu (30/7/2017) siang.

Susatyo menjelaskan, komplotan penipu ini sudah beroperasi sejak Januari 2017 silam. Korbannya adalah warga negara asing (WNA) yang berada di Indonesia, kebanyakan warga Negara China. 

Modus penipuan yang dilakukan adalah meyakinkan para korban bahwa mereka tersandung kasus kriminal.

Bagian dari komplotan penipu ini ada yang berpura-pura sebagai polisi, jaksa, hingga hakim untuk menguatkan cerita bahwa korbannya benar terkena kasus.

Kemudian, ada beberapa orang dalam komplotan itu yang kemudian berperan sebagai calo penyelesaian perkara, dengan meminta sejumlah uang dari korban.

Ketika ditanya lebih lanjut mengenai jumlah korban, Susatyo menyebut pihaknya masih mendalaminya karena komplotan penipu ini tergabung dalam sindikat cyber crime internasional.

Mereka dibawa dari Surabaya menuju Jakarta melalui Bandara Soekarno-Hatta dengan pesawat carteran pada Minggu siang. Rencananya, mereka akan diantar ke Polda Metro Jaya untuk dikumpulkan bersama warga negara asing lain yang juga diamankan terkait kasus cyber crime dari Jakarta dan Bali.

Ini Teknologi Canggih Penipu China yang Dibekuk di Surabaya


Ini Teknologi Canggih Penipu China yang Dibekuk di Surabaya

Minggu, 30 Juli 2017, 11:38 WIB

 


VIVA.co.id – Sebanyak 93 orang komplotan penipu internasional ditangkap di sebuah rumah Graha Family Surabaya, Jawa Timur, pada Sabtu, 29 Juli 2017. Dalam beraksi, mereka menggunakan teknologi informasi yang canggih sehingga sulit diendus.

Komplotan kejahatan siber itu menyasar korbannya di China dan Taiwan, tetapi dikendalikan dari Indonesia. Sejumlah kota dijadikan pusat kendali, seperti Jakarta, Bandung, Bali, Batam, dan Surabaya. Di Surabaya, mereka berada di empat lokasi.

"Mereka mayoritas dari China dan Taiwan," kata Ketua Tim Satgas Khusus Mabes Polri, Ajun Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro, kepada wartawan di lokasi penggerebekan Perumahan Graha Family Blok N/1 Surabaya, Jawa Timur, Sabtu malam.

Saat beraksi, pelaku mula-mula membobol data nasabah sejumlah bank di negara mereka, China. Nasabah lalu dihubungi dan dikatakan tersangkut tindak pidana. Korban diminta menemui polisi gadungan, komplotan pelaku yang berada di China atau Taiwan.

Korban tidak curiga karena nomor telepon yang tertera di layar telepon genggam berkode negara China. "Pelaku menggunakan teknologi 'fraud', sehingga yang muncul ketika ditelepon adalah nomor kode China," kata Susatyo.

Para pelaku, lanjut dia, telah beroperasi dari Indonesia sejak beberapa bulan lalu. Hasil yang diperoleh komplotan ini dari tipu-tipu online itu sangat besar. "Kalau yang di Surabaya, mereka berhasil mengumpulkan uang Rp4 triliun," ujarnya.

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur, Komisaris Besar Polisi Frans Barung Mangera, mengatakan bahwa kasus itu diungkap atas kerja sama Polisi China dan Polri. "Kepolisian China berkoordinasi dengan Polri," ujarnya.

Pembahasan Menurut kami : Sebaiknya kita lebih berhati-hati jika kalau ada telepon dari nomor kode china .