Jum'at, 13 April 2018 10:22 WIB
Kriminologi.id - Manajemen Facebook dituntut harus mengungkapkan motif pencurian data penggunanya di Indonesia. Sebanyak 1.096.666 data pengguna Facebook Indonesia dari 87 juta data pengguna Facebook di dunia diambil dan diolah oleh Cambridge Analytica.
Pakar keamanan siber Doktor Pratama Persadha menyatakan, di hadapan DPR RI Facebook harus menjelaskan untuk kepentingan apa data tersebut diabil.
"Yang tidak kalah penting adalah 1.096.666 data pengguna Facebook yang bocor ke Cambridge Analytica digunakan oleh siapa dan untuk apa saja?" kata Pratama menjawab pertanyaan Antara di Semarang, Jumat pagi, 13 April 2018.
Ketua Lembaga Riset Keamanan Siber dan Komunikasi atau Communication and Information System Security Research Center (CISSReC) itu juga berharap pengelola Facebook menyebutkan sejumlah pihak pengembang aplikasi yang terlibat.
Menurut Pratama, kepolisian maupun Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) bisa meminta penjelasan lebih jauh kepada manajemen Facebook, terutama terkait dengan keamanan data penggunanya.
"Apakah Facebook telah memberikan pintu yang terlalu besar kepada pihak pengembang aplikasi dalam mengambil data penggunanya?" kata Pratama yang pernah sebagai Pelaksana Tugas Direktur Pengamanan Sinyal Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) yang kini menjadi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) itu.
Selain itu, dalam pertemuan antara DPR RI dan Facebook, masyarakat Indonesia juga mengetahui kebocoran data oleh pengembang aplikasi lainnya. Hal ini menurut Pratama terbuka lebar. Dalam kasus Cambridge Analytica, misalnya kata Pratama, muncul karena pengakuan oleh mantan pegawai.
"Dalam pertemuan antara DPR RI dan Facebook, perlu pula menanyakan bagaimana upaya Facebook mengetahui upaya-upaya dari pengembang yang lain yang telah mengambil data pengguna Facebook," kata Pratama.
Komisi I (Bidang Pertahanan, Luar Negeri, Komunikasi dan Informatika, dan Intelijen) DPR RI menjadwal ulang pemanggilan manajamen Facebook pada pekan depan untuk klarifikasi terkait dengan kasus tersebut.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI W. Yudha di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (11/48), mengatakan bahwa DPR ingin mengetahui tentang keamanan data pengguna Facebook.
"Apakah ditransaksikan atau tidak, misalnya, kepada lembaga survei di Jakarta atau kepada siapa saja penggunanya," kata anggota DPR RI dari dari Fraksi Golkar itu.
Menurut pembahasan kami : Ini seharusnya tidak di ulangi lagi karena untuk kepentingan politik.
Menurut pembahasan kami : Ini seharusnya tidak di ulangi lagi karena untuk kepentingan politik.
0 comments:
Posting Komentar